Lara #1

Lama aku, memperhatikan, merasakan. jelas sedih menyemat di binar matanya yang temaram. ia tulus, ya, itu tercium dari jarak pandangku yang berpuluh senti darinya.Kulihat lagi, bening masih melandai di pipinya yang bersemu merah, pucat. masih kudengar, suaranya yang lembut itu tlah parau, wajah yang tenang itu kini keruh.ingin benar kususut sedihnya, sungguh! meski untuk itu bahuku akan sering basah.
 
“lara…”

Tinggalkan komentar